Mungkin akan banyak anime lovers garis keras yang bakal kepanasan sejak lihat judul artikel kali ini yang sangat cetar membahana, ide untuk buat tulisan ini tidak serta merta muncul saat saya sedang berleha-leha minum kopi jahe di cafe murahan langganan anak kos di akhir bulan, itu semua didasari kelaukan para wibu di negara +62 yang semakin lepas kontrol.

Mereka sampai-sampai membawa identitas kewibuannya itu keluar dari ekosistem tumbuh kembangnya, salah satu contohnya ialah dengan adanya penampakkan kaos sableng itu dalam rangkaian aksi tuntutan mahasiswa yang beberapa minggu terakhir menjadi lebih seru ketimbang film action hollywood

Iyaaa…  saya paham kalian itu bangga dengan hobi kalian, tapi jangan terlalu over juga, bagaimanapun juga, pemandangan yang ada di kaos itu bukanlah hal yang patut dipamerkan di depan khalayak umum, ada beberpa batasan yang perlu klean ketahui sebagai makhluk yang berakal

Okeeey…  saya rasa bacotannya sudah kepanjangan buat sebuah postingan pembuka setelah sekian lama menghilang dari perabadan perwibuan nasional, lansung saja kita menuju ke poin pentingnya aja…

Terkesan terlalu membanggakan sebuah hobi

Walaupun negara tercinta ini penuh dengan kelakuan warga negaranya yang aneh-aneh, tapi tetap saja, terlalu menonjolkan sebuah hobi yang hakikatnya tidak sejalan dengan norma yang berlaku, justru akan memunculkan banyak persperktif negatif untuk komunitas anime Indonesia

Sungguh benar pepatah lama ribuan ummat “Karena susu setitik, rusak susu sebelanga” karena otak wibu setitik, rusak komunitas senegara.

Gimana kata-kata saya? Agak filosofis yakan? Hehe :v

Menarik perhatian dengan cara yang warbyasah!

Menutut pengamatan saya melalu saksi tak bercelah (Kamera HP) sebagian besar atau mungkin semua orang yang menggunakan kaos laknat itu di acara non wibu, bertujuan agar keberadaan dirinya dalam ke-antisosialannya bisa sedikit memperoleh secercah perhatian dari admin fanpage murahaan (termasuk saya :3) sehingga mampu mendatangkan lebih bayak perhatian lagi dari dunia non fisik (kita anggap si ahego user telah tertangkap kamera dan viral di grup bocah)

kaos ahegao di publik
ingat umur :v

Bentar… bagian ini agak ngambang sih, soalnya saya sendiri belum pernah ditimpa kesialan bertemu ahegao user dalam suatu ketidaksengajaan yang tidak menyenangkan, koreksi saya jika anda sebagai user merasa terintimidasi dengan memperbanyak ngegas di kolom komentar.

Saya gak melarang sih, tapi…..

Semoga pembaca artikel ini memiliki pemahaman yang gak terlalu tumpul mengenai titik tumpu masalah kita pada sidang kali ini, namun untuk memperjelas kasus biar para sobat gurun gak terlalu kepanasan.

Saya sama sekali tidak membenci makhluk tuhan yang mengenakan kaos laknat itu, selama mereka menggunakannya di tempat yang sesuai dengan peruntukannya, event cosplay misalnya.

Namun saya tidak hanya jijik, tapi benci jika penggunaanya pda tempat yang sangat bertentangan dengan visualisasi pada kaos itu, termasuk di ruang public karena seperti yang saya jelaskan di awal, bagaimanapun juga, wajah ceria lagi gembira pada kaos itu sama sekali tidak diperuntukkan untuk konsumsi publik.

Jadi sodara-sodara sebangsa dan setanah air sekalian, marilah kita besama menjaga citra anime lovers Indonesia agar bisa jadi lebih positif lagi kedepannya dengan lebih peduli pada perspektif orang lain pada kita.

Sampai jumpa di bacotan selanjutnya…

BAGIKAN
Berita sebelumyaMakoto Shinkai Umumkan Film Terbarunya
Seorang makhluk yang memiliki obsesi terhadap anime dan cabang cabangnya, dan menumpahkan segala kesintingannya dengan menulis.