Untuk kalian yang sudah menonton anime cukup lama mungkin pernah berpikir, “apakah kualitas anime semakin hari semakin berkurang?”. Saya sendiri juga pernah memiliki pemikiran tersebut, sekitar tahun 90an beberapa anime seperti Akira dan Ghost in the Shell telah dianggap sebagai sebuah mahakarya. Namun apakah akhir-akhir ini ada anime yang pantas disebut sebagai mahakarya?

Saya sendiri sudah cukup melihat “beberapa” anime jaman sekarang memiliki cerita yang tidak terlalu baik dan hanya mengandalkan fanservices, loli maupun karakter yang cantik. Apakah hal tersebut bisa menjadi tolak ukur menurunnya kualitas anime? Mari kita simak beberapa faktor di bawah ini untuk membuktikan apakah anime benar-benar telah kehilangan masa jayanya.

Jumlah Anime

Menurut data, pada tahun 1996 sebanyak 42 serial anime dirilis, tahun 2005 meningkat menjadi 117, tahun 2014 naik lagi menjadi 145, dan hanya selama musim gugur tahun 2016 hampir sekitar 70 anime dirilis.

Dulu saat anime masih berjumlah sedikit, pasar persaingannya tidaklah seketat sekarang sehingga mereka mendapatkan perhatian publik. Dengan kata lain, saat ini bukanlah tidak ada seorang masterpiece yang mampu menciptakan mahakarya, namun hanya saja jumlah anime yang semakin banyak.

Penonton yang Ditargetkan

Anime pada dasarnya ditujukan untuk semua umur, namun semakin hari anime tumbuh menjadi sesuatu yang berbeda. Lebih banyak bertema dewasa dan kurang cocok untuk anak kecil, hal tersebut membawa dampak positif dan negative. Membuat anime menjadi lebih luas dan kreatif namun disisi lain banyak memiliki unsur yang kadang tabu untuk dipertontonkan.

Kita Belum Siap Menerima Perubahan

Anime ecchi pertama yang tercatat adalah Sennin Buraku yang rilis tahun 1963. Anime harem (non ecchi) pertama adalah Tenchi Muyou tahun 1995. Dulu tak banyak anime bergenre harem ataupun ecchi yang dirilis, namun akhir-akhir ini genre tersebut benar-benar seperti wabah di dunia anime.

Bahkan sekarang sebuah anime dianggap kurang lengkap jika tidak ada unsur harem ecchi nya. Mungkin bagi beberapa orang, perubahan tersebut belum bisa diterima dan dianggap sebagai sebuah penurunan kualitas.

Butuh Waktu

Seperti yang sudah saya katakan, kadang butuh waktu bagi sebuah karya agar diterima oleh masyarakat. Ouritsu Uchuugun : Honneamise no Tsubasa, anime movie yang dirilis tahun 1987 tersebut kini dianggap sebagai sebuah mahakarya, namun dulu saat pertama kali rilis di bioskop, movie tersebut langsung tumbang.

Hal yang sama dialami oleh Lupin III bahkan Mobile Suit Gundam yang kini sangat popular. Tidak semua anime langsung mendapatkan perhatian saat rilis, beberapa dari mereka butuh waktu terutama bagi anime yang membawa sesuatu yang baru.

Motivasi Untuk Membuat Originalitas

Menurut data, semakin hari anime hanya banyak dibuat berdasarkan adaptasi baik dari manga, light novel maupun game. Tahun 2000 hanya 22% anime yang bukan hasil adaptasi dan pada tahun 2013 originalitasnya turun menjadi 8%.

Creator seperti Hayao Miyazaki dari studio Ghibli kini mampu menunjukkan dirinya pada dunia sebagai seorang masterpiece karena ia menciptakan sebuah mahakarya original yang mampu diterima dunia modern.

Dulu para creator anime didorong untuk menanamkan gagasan dan pemikiran mereka ke dalam karyanya. Namun sekarang anime lebih bertujuan menjadi popular ketimbang menjadi sebuah mahakarya, entah itu adaptasi manga, light novel ataupun yang lainnya.

Kesimpulan

Setelah mempertimbangkan beberapa faktor diatas, saya pikir bukanlah kualitas anime yang semakin berkurang namun perspektif kitalah yang berubah. Waktu terus berputar dan perubahan pasti terjadi, kita hanya perlu menunggu apakah perubahan tersebut mampu kita terima atau tidak. Bagaimana kualitas anime jaman sekarang menurut kalian?

sumber: sakuranime