Pembahasan kali ini mungkin akan terasa dangkal karena saya sendiri bukan fans naruto garis keras, bisa dibilang nonton, tapi cuma sedikit penggalan saja dan kurang tertarik untuk ngikutin melihat jumlah episodenya yang beda tipis dengan utang luar negeri indonesia :v

Hal yang paling mencolok pada chara yang satu ini terletak pada tangannya yang dianggap keren oleh sebagian fans namun di mata saya tidak lebih dari sebuah mulut yang salah parkir, sewaktu kecil saya sangat ingin punya tangan kayak gitu setelah merasa hidup di kalangan naruto lovers papan atas, tapi impian itu telah pudar saat usia saya sudah cukup untuk berpikir logis.

Meliat keanehan yang tidak terdefinisi pada kedua tangannya, membuat saya membayangkan, betapa sulitnya menjalani hidup dengan tangan sakti itu, bukan hanya “cebok” yang menjadi tajuk kita hari ini, tapi juga berbagai kegiatan kotor seperti cuci motor, kupas duren dan bahkan c*li, laki-laki mana yang gak pernah c*li?

Menggunakan sarung tangan

Sarung tangan mestinya wajib dibawa Deidara kemanapun dan kapanpun dia pergi, karena gak mungkin dengan mudahnya mencari barang ini dalam waktu singkat kalau sedang kebelet ber*k dan c*li, untungnya hal ini didukung dengan pakainya yang sangat strategis untuk menyimpan sarung tangan dalam jumlah yang cukup banyak, untuk persediaan 2-3 hari lah, bahkan bisa sepanjang masa kalau dia mau cuci sarung tangan setiap kali habis di pakai.

Kalau saja lidahnya gak bisa merasakan apa-apa bolelah~ tapi kan jorok kalau sampe tertelan, emangnya kalau tertelan mau kemana juga? betapa hebatnya orang ini kalau dia punya usus tambahan di lengan kiri dan kanan.

Nge fap-fap juga kayaknya perlu bantuan sarung tangan, kecuali dia nekat fap-fap sambil blowjob, pantasan bom-nya warna putih. (lu pasti tau apa yang ane maksud)

Buang air besar di toilet duduk yang canggih

Sekarang kan dah ada tuh, toilet yang ada aer nyembur dari bawah dan tapat sasaran di ashole, walaupun butuh sedikit bantuan dengan tangan juga, jadi wajarlah kalau sarung tangan tetap jadi benda wajib. atau kalau dia sudah cukup berduit, mungkin dia bisa menyewa beberapa produk desainer untuk merancang toilet khusus untuk di gunakannya seorang saja, sebuah toilet idaman dimana kita tinggal buka celana lalu duduk saja tanpa harus susah-susah mengulurkan tangan ke bagian super sensitif itu.

Tapi apakah di zaman deidara toilet duduk yang secanggih ini sudah ada?

Mungkin prinsip mekanika dalam perabot seperti toilet di zaman deidara harus sangat diperhitungkan agar bisa sedikit lebih manusiawi bagi-nya

Tutup mulut-nya (yang di tangan)

Kalau memang segala situasi sudah sangat teramat kepepet, maka pilihan paling mudah (semoga dia sudah terbiasa) yaitu dengan memerintahkan tangan-nya untuk menutup mulut lalu memulai upaya pembersihan lokasi sakral, tapi agak sulit untuk melakukan ritual sakral, kecuali kalau dia jago pake kaki biar ada kesan antimaenstream-nya gitu.