Season baru, anime baru, tapi tentunya masih ada satu hal yang selalu sama, pasti ada anime dengan setting sekolah! Baik anime genre komedi, slice of life, hingga fantasi sekalipun seringkali mengambil setting di sekolah, apalagi kalau genrenya romantika atau harem. Apa yang kira-kira menyebabkan maraknya anime dengan setting sekolah? Itulah bahasan kita kali ini.

Setting sekolah lebih relatable

Mungkin alasan yang paling banyak didengar adalah “penonton/target pasar lebih bisa merelasikan diri mereka dengan setting sekolah”. Para penonton yang sedang atau sudah melewati masa sekolah dengan mudah akan merelasikan diri mereka dengan kisah-kisah di sekolah itu. Genre slice of life atau komedi? Mengenang canda tawa di sekolah. Genre romantika? Mengenang kisah kekasih yang dimiliki/”diidamkan”. Genre fantasi? Yah, Saya yakin sebagian besar dari kita pernah melalui masa-masa chuunibyou.

Setting sekolah juga memiliki peraturan-peraturan yang sudah menjadi pengetahuan umum. Saya yakin hampir semua penonton anime pernah bersekolah atau setidaknya tahu cara kerja sekolah. Pelajaran, istirahat, PR, ujian, semester, naik kelas, liburan, hal-hal itu sudah menjadi pengetahuan umum yang tidak perlu dijelaskan. Lain ceritanya dengan setting yang mana orang awam belum tentu mengerti seperti militer atau profesi pekerjaan tertentu, terutama yang fiktif, di mana penulis cerita harus memilih antara menyediakan waktu untuk menjelaskan settingnya, atau meresikokan para penontonnya kebingungan sendiri.

Industri yang sudah terbiasa dengan setting sekolah

Saking banyaknya anime, manga, dan light novel dengan setting sekolah yang sudah dibuat, Saya merasa industri ini sendiri ikut menjadi terbentuk untuk siap mengurusi karya-karya dengan setting sekolah. Para ilustrator background sudah lebih terbiasa dengan menggambar ruang kelas, lorong, atap, dan lingkungan-lingkungan umum sekolah lainnya, dan para ilustrator dan animator sudah lebih terbiasa dengan karakter-karakter berseragam sekolah (dan tentunya kumpulan karakter yang memiliki motif baju yang sama meringankan beban para ilustrator). Dengan semakin banyaknya anime dengan setting sekolah, semakin banyak juga staf studio animasi yang berpengalaman dalam mengerjakan animasi setting sekolah, menjadikan setting ini sebagai salah satu setting yang akan dijajal oleh banyak studio tanpa khawatir berkat pengalaman mereka.

Dear Kyoani, mana season 3 Full Metal Panic?

Lebih banyak pengisi suara yang keahliannya di karakter muda

Masih terkait dengan poin di atas, Saya juga merasa kalau industri pengisi suara pun juga secara tidak langsung mempengaruhi maraknya anime dengan setting sekolah, atau lebih tepatnya, setting di mana kebanyakan karakternya masih berusia muda. Pemilihan pengisi suara untuk suatu seri anime tidak hanya bergantung akan kecocokan suaranya dengan sang karakter, tetapi juga kemampuan dan popularitas sang pengisi suara. Ada cukup banyak penggemar anime yang akan menonton suatu anime hanya dengan alasan pengisi suara favoritnya berperan di anime tersebut. Berkat hal itu, industri anime pun gencar meningkatkan popularitas para pengisi suara di luar anime sendiri, mulai dari bakat menyanyi/konser, radio show, photobook, dan lain-lainnya. Dan tentunya, para pengisi suara yang ditekankan adalah pengisi suara yang masih muda.

Pengisi suara laki-laki masih lebih beruntung karena karakter laki-laki paruh baya & tua masih cukup banyak tampil di anime-anime, dan cukup banyak juga pengisi suara yang memiliki spesialitas dalam suara laki-laki paruh baya dan tua. Namun sayangnya hampir semua pengisi suara perempuan berspesialitas di suara gadis remaja/muda, dan jarang sekali ada yang memiliki keahlian suara perempuan paruh baya/tua (kalaupun ada, bukanlah pengisi suara yang bisa dipopulerkan dengan nyanyian atau photobook).

Sedikitnya pengisi suara karakter perempuan dewasa tidak hanya mengecilkan jumlah karakter perempuan dewasa, tetapi juga membuat para penggemar anime lebih terbiasa dengan karakter-karakter muda. Saya sendiri ingin saja ada sebuah anime di mana hampir seluruh karakternya adalah orang-orang paruh baya ke atas, tapi Saya cukup yakin anime tersebut akan sulit populer di jaman ini.

Sekian pendapat Saya. Apakah Anda setuju, atau tidak setuju? Apakah menurut Anda ada poin lain yang menyebabkan anime dengan setting sekolah semakin banyak? Tuliskan pendapat Anda pada kolom komentar di bawah

sumber: Jurnal otaku