Sebelumnya, gw gak menutupi diri untuk hal ini. Gw tau NekoPoi dari akhir 2015, era HentaiPoi. Gw pernah gabung fanbasenya yang waktu itu masih diisi orang dewasa (18+). Dan saat itu gw genap berumur 18 tahun. Tapi, waktu silih berganti, dan masalah dengan Nekopoi dan fanbase nya makin memburuk. Postingan ini juga sangat panjang, dan biasanya bocah gak suka baca postingan yang panjang.
And I’m fun at parties, so don’t ask.

/* START RANT */

# WTF IS NEKOPOI #
Bagi yang sering liat wibu seperjuangan kalian gak henti-hentinya “ngelawak” dengan NekoPoi, gw jelasin. NekoPoi, sebelumnya bernama HentaiPoi, dilanjut dengan UsagiPoi, adalah situs layanan fansub hentai bajakan Indonesia yang diluncurkan tahun 2015. Nggak. Nekopoi BUKAN STUDIO PEMBUAT HENTAI. NekoPoi cuma (downgrade kualitas video dan) ngasih hard caption dengan kata-kata lugas yang ringan.
Oke, mungkin kalian heran dengan style subtitle yang diusung NekoPoi, ntar lagi gw bahas.

# IMOUTOGATE #
Awalnya fanbase NekoPoi sebagai situs dewasa masih terkontrol, masih diisi orang dewasa yang udah berusia 18 tahun ke atas (termasuk gw). Tapi, situasi ini berubah semenjak (menurut gw) NekoPoi merilis fansub untuk mini-series hentai berjudul “Baka na Imouto” pada pertengahan tahun 2016.

Booming nya Baka na Imouto, entah bagaimana caranya, mengubah situasi fanbasenya – banyak wibu bocah yang di bawah umur mulai berdatangan, mengalihkan demografi audiens NekoPoi ke wibu yang di bawah umur. Aneh memang, mengingat NekoPoi itu situs porno yang harusnya diperuntukkan untuk dewasa, bahkan hentai sekalipun.
Fenomena ini gw sebut “Imoutogate”. (Ngikutin fenomena seperti “Elsagate”, “Picogate” dan “Diamondgate”)
NekoPoi sebagai bisnis sangat tau kalo Baka na Imouto booming di situs mereka. Jangan heran kalau melihat kebanyakan kampanye marketing NekoPoi (dan kadang cabangnya, PrintPoi) melibatkan tokoh cewek dari hentai tersebut, Hana Mitsui.
Now kids know her and they liked it. A LOT.
Jangan heran kalo admin page wibu yang masih sekolah udah ngeposting soal Baka na Imouto, sampe menggunakan nama Hana Mitsui sebagai nickname.
Menurut gw, Imoutogate menandakan “downfall” dari NekoPoi, dalam hal aturan dan kebijakan sebagai situs porno. (Secara analytics, mereka malah meningkat)

# MEMANJAKAN YANG DI BAWAH UMUR: DOMAIN #
Salah satu ciri-ciri NekoPoi yang agak “melenceng” adalah begitu seringnya mereka mengganti domain setelah satu domain mereka terkena “ban hammer” dari Internet Positif, dan ini bukan false positive. Kalau kalian mengingat situs porno lain, mereka gak pernah gonta-ganti domain seperti NekoPoi, karena orang dewasa biasanya tau cara pasang VPN/Proxy untuk melewati Ipo Barrier. Beda hal dengan anak di bawah umur 18 yang biasanya gak tau (kalo gak malas) cara pasang VPN/Proxy dan gak bisa ngelewatin Ipo Barrier.
This is where things get fishy.
(Sebelumnya, gw tau NekoPoi, dari era HentaiPoi, sering gonta-ganti domain. Tapi…)
Sekali lagi, NekoPoi kerap mengganti domain setelah domain terakhir terkena “ban hammer”. Untuk apa? Supaya situs mereka bisa diakses TANPA VPN. Anak di bawah umur 18 biasanya gak pasang VPN/Proxy. Dan pasca Imoutogate, banyak wibu bocah berdatangan ke NekoPoi.
Notice some pattern here?

# MEMANJAKAN YANG DI BAWAH UMUR: SUBTITLE #
NekoPoi sebagai translator hentai, menggunakan subtitle yang lugas, ringan, dan “approachable” untuk anak di bawah umur, layaknya fansub anime bajakan lain. Ini bukan hal yang biasa, karena kebanyakan penerjemah cinematic porn menggunakan bahasa yang lebih serius dan mengikuti standar film, subtitle yang lebih familiar pada orang dewasa.
NekoPoi sebagai bisnis tau fanbase mereka sudah diisi oleh anak di bawah umur, sehingga semenjak Imoutogate, subtitle rilisan mereka makin lama makin lugas, ringan, dan tentunya membawa susunan kalimat dan guyonan yang lebih familiar pada anak di bawah umur.
“Njir coeg :’v”
Kids are familiar with those words, they liked it, they take screenshots from the porn they’re watching, and they post it on (get this) NON-PRIVATE FORUMS.
Dan gak cuma subtitle. Kampanye marketing mereka juga mengikuti style yang sama. Yang paling gw inget adalah kampanye NekoComic mereka. Menggunakan suggestive artwork hasil colongan dan ditambah teks sendiri, mereka nempelin speech bubble dengan teks yang, lagi, familiar dengan anak-anak. Despite NekoPoi is a porn site. (Gw termasuk yang aktif memprotes kampanye tsb, dan udah gw bahas di post sebelumnya)

Gw juga harus sebutin kalo NekoPoi gak pernah pasang age restriction di setiap fanpage mereka, walaupun mereka adalah situs porno yang gak cocok untuk dewasa. (Sekarang gw lost track dari fanpage nya, dan gw udah gak peduli)

# AFTERMATH #
Karena demografi NekoPoi yang ditujukan untuk anak di bawah umur (dan NekoPoi sendiri memfasilitasi mereka), berimbas pada fanbase mereka yang cancer dan mengundang “cringe”.
Kalo kalian gabung di grup “normie” seperti OGAMI, Anime Lovers Indonesia, dsb., kalian harus siap liat bocah-bocah spam komentar NekoPoi di setiap post yang minta saran, dan mereka juga gak lupa membuat postingan yang berkaitan dengan NekoPoi (dan hentai secara umum). Pola pikir mereka udah diubah, humor mereka udah diubah. Dengan 3 masalah yang gw sebutkan di atas, gw ngerasa NekoPoi adalah situs porno yang ditujukan untuk anak di bawah umur 18.

NekoPoi must stopped. And hentai, despite it’s anime, is for adults, because it’s pornography.

/* END OF RANT */

Sumber: Rama Alifiandy